tulisan cerita hidup saya akan kosong, tanpa anda _orang-orang yang memberikan inspirasi_ untuk mengisi tulisan ini

Kamis, 28 Januari 2016

Pasti ada kebaikan di situasi yang tidak baik

Berada jarak berjauhan dengan suami setelah kami menikah, bukan sesuatu yang mudah. Dari sebelum menikahpun kami menjalani pacaran jarak jauh. Komunikasi adalah media yang begitu penting. Tapi, komunikasi juga perlu dasar. Kejujuran dan kepercayaan adalah pendamping komunikasi yang kami tempatkan terlebih dasar kami yaitu saling mendoakan dan malah sering berdoa bersama walau hanya lewat telfon. Saya adalah orang yang pang-pikir, pang-perasaan. Bukan hal yang mudah bagi suami menghadapi sifat saya yang dominan ini. Apalagi saat suami punya waktu luang untuk refreshing bersama dengan teman2nya di Palu, sedangkan saya hanya sendirian saja di kamar di Langowan. Uuuuuhhh sering saya rasa itu menyebalkan. Suami juga sering menyuruh saya refreshing sih tapi saya saja yang tidak mau. Saya maunya dengan dirinya. Mungkin inilah yang disebut saya tidak bisa menikmati waktu.
Tapi, seiring berjalannya waktu, ada saja pelajaran yang dapat kita ambil dikala kita memutuskan untuk berpikiran positif *)walau tak dielakkan pikiran yang tidak2 sering datang menggoda hadir.

Sampai saat ini saya dan suami masih bergumul dengan jarak kami yang berjauhan. Saya tidak diizinkan dari tempat asal kerja saya untuk titipan di Palu. Hiks benar2 membuat saya jengkel. Mengeluh dan bersungut2 dan menanti kapan kami bisa ketemuan adalah hal yang biasa saya rasakan. Tapi, apakah ini akan merubah keadaan?

Apakah dengan mengeluh dan bersungut2 dapat merubah keadaan? 

Bagaimana kalau kita menggantinya dengan berdoa?

Apalagi di dunia kerja, baik saya maupun suami, kami harus berhadapan dengan orang2 yang berbeda karakter dan sifat, apakah dengan bersungut2 kita bisa tetap tegak berdiri? Mungkin saja kita bisa terbawa arus. Mungkin saja kita bisa berbelok ke arah pandangan yang kurang baik.

Mungkin daripada kita mengeluh, lebih baik kita menikmati ya?
Dapa tampa di pedalaman Tambelang, dengan kondisi sementara mengandung, musti tinggal 4malam 5hari, suami jauh, perjalanan naik ojek dengan jalan yg bukan mulus, apakah pengeluhan bisa memperbaiki semuanya itu jadi jauh lebih baik? TIDAK! Malah, dengan mengeluh, beban akan terasa lebih berat. Dan bahkan, dengan mengeluh, fokus kita akan terhalangi oleh sungut2 dan tidak semangat yang malah berdampak pada hal lain. Mungkin saja kita sedang dipersiapkan untuk sesuatu yang lebih besar tapi karena kita mengeluh, kita hanya akan memberi dampak tidak baik buat diri kita sendiri dan keluarga.

Di ibadah GBI Rock Palu minggu lalu, saya diberkati dengan kalimat pembicara waktu itu yang mengatakan : "Pasti ada kebaikan Tuhan dibalik situasi yang tidak baik yang sedang kita alami".

Hmm.. merefresh juga apa yang terjadi dengan keragaman sifat teman2 di kantor, yg ketidakjujurannya so sadiki nda war, Aaaahhhhhh itu menggemaskan kan?
Tapi? Apa daya toh itu tidak menjadi hal yang terlalu diseriuskan.

Jarak berjauhan saya dan suami karena pekerjaan kami, harus kami yakini bahwa Tuhan akan mengganti setiap waktu kami yang sempat berjauhan seperti ini karena pekerjaan.

Mungkin ada satu kalimat yang saya suka untuk disimpulkan: "dalam situasi tidak baik, jangan kita ikut2an berperilaku tidak baik. Bukan berarti hal itu akan didiamkan dan berlalu. Tetaplaah berlaku baik di situasi yang tidak baik sekalipun. Karena, jika datang saatnya, kita akan menuai".

Saya bersyukur dengan pemimpin yang diberikan-Nya dalam hidup saya. Suami saya adalah mentor yang membimbing saya, sahabat yang menyandarkan bahu dan telinganya untuk mendengar uneg2 keluh saya, partner yang luar biasa deh buat saya.

Kiranya keluarga kami berkenan dihadapanNya. Walau banyak kekurangan kami.

Sabtu, 03 Oktober 2015

Be blessed for parents

Menyerahkan semua apa yang kita alami, rasakan, apa yang terjadi, semuanya kepada Tuhan Sang Pencipta kehidupan adalah pilihan baik yang perlu dilakukan. Saat kita berada di posisi, kondisi, situasi yang kurang nyaman, kurang menyenangkan, terasa kita tak sanggup untuk melihat kedepan, memandang ke atas dengan lutut mengijak lantai adalah tanda kita menyerahkan semua yang kita alami untuk "Tuhan tolonglah".

Belajar dari mami.

Aku tau dia bukan ibu yg bisa memberikanku kemewahan, tidak membahagiakan dengan harta, jabatan, dia juga bukan ibu yg tidak punya salah, dia bukan ibu yang jago dalam bisnis, tapi dia membuatku belajar untuk memberi waktu buat Tuhan.
Ya..
Hari ini secara tak langsung aku tersentuh dengan apa yang mami katakan tadi.

Temans, kadang secara diam2 dia menangis tanpa kita tau. Mungkin kita terlalu pusing dengan urusan kita tanpa memandang apa yang sedang dia alami. Mungkin terkadang dia sering merasa kesal. tapi kita mencuekkan dia.
Temans..
Selagi kita bersama dengan orangtua kita, mari kita belajar memahami mereka. Memang mungkin ada hal2 yang membuat kita kesal. Tapi, percayalah mereka orangtua yang bukan sengaja melakukan hal menyebalkan. Mereka hanya berusaha melakukan apa yang baik dari mereka untuk kita anakanak. Tolong pahamilah itu.
Mari kita menjadi sumber kebahagian mereka. Karena alasan itulah yang seharusnya mereka rasakan ketika anakanak sudah dewasa dan mandiri.
Tuhan pasti akan menolong setiap anakanak yang berusaha menciptakan kebahagiaan buat orangtua.
Tuhan Yesus menolong kita semua.

Selasa, 22 September 2015

Berdoalah

Merebahkan diri sejenak setelah melewati perjalanan dari tempat kerjaku di pedalaman Tambelang ( naik ojek stengah jam yg ojeknya dipesan dulu dari Tombatu, kemudian naik angkot 1 jam lebih untuk bisa tiba di rumahku di Langowan). Bagi sebagian orang kata mereka ini perjalanan yg jauh dgn jalan pun yg bukan hanya lurus saja. Tapi bagi kami yg bekerja di pedalaman ini suatu keseharian yg sudah biasa dalam jadwal kerja kami unthk perjalanan yg bukan mudah.
Ya.. hari ini saya pulang lebih awal karena besok ada apel Korpri dan saya tidak membawa seragam yah pemirsah..
Sambil mengingat2 hal yang sudah dilalui, saya pun teringat mengenaik kesalahan yang sudah sering saya lakukan. Yaa.. dalam hal ini tentang bagaimana mengendalikan emosi saya mengenai pendapat orang lain.  Apa yang saya alami hari ini, membuat saya berpikir "kenapa lagi2 saya jatuh oleh emosi saya?" Kenapa lagi2 saya mudah dikalahkan oleh hal yang tidak penting.
Ternyata teman, tanpa kita sadari semakin kita menjaga untuk tidak bersikap A, ada saja ujian bagi kita untuk bersikap B. Dan ini merupakan taktik si jahat untuk menghambat pertumbuhan kita.
Kita harus ingat bahwa si jahat itu bukan pribadi yang bodoh. Kebenaran saja bisa diputarbalikkan untuk dijadikan senjata agar kita melanggarnya dan menganggap sesuatu yang sepele sebagai langkah kecil agar kita kompromi sehingga tanpa sadar kompromi kita akan menjadi sesuatu yang besar.
Okeh teman, saya tidak mau memilih untuk terlalu jauh berdiam dan berpikir mengenai emosi yang baru saja saya keluarkan. Saya mau memilih untuk menjadikan itu lagi2 sebagai jembatan untuk saya tau dan kenal bahwa saya masih memiliki selubung yang satu ini untuk bisa saya atasi.
Minggu yang lalu saya diberkati oleh buku yang judulnya "Mutiara Bagi Raja" karya Hanna Carol. Hanya judul bukunya saja sudah membawa dampak besar dan luas dipikiran saya. Saya pun berpikir, menjadi mutiara itu bukan sesuatu yang mudah. Putih, bersih, tak bercacat. Dan itulah gambaran yang layak sebagai mempelai Kristus.
Selagi masih diberikan kesempatan, marilah kita tetap terus belajar dan belajar. Tetap semangat untuk memperbaiki kekurangan kita.
Bersyukur saya diberikan pemimpin keluarga yang bijaksana. Pendamping hidup yang menurut saya sudah Tuhan siapkan untuk memimpin saya dan saya percaya itu. Terimakasih buat suami saya yang olehnya saya bisa didampingi untuk bertumbuh.

Temans, dalam hidup kita akan diperhadapkan dengan kesulitan. Dan, seringkali kita merasa tak sanggup untuk melewatinya bukan? tapi, toh sekarang kita ternyata bisa sampai tahap ini bisa melalui semuanya.

Sekali lagi teman, hidup selalu berbicara tentang kesempatan dan pilihan.
Saat kita menghadapi hal sulit, kita dibrikan kesempatan untuk berpikir dan memilih.
Saat kita marah, iri hati, cemburu, tidak mengasihi, mengarah kepada kebencian, perseteruan, kita juga diizinkan untuk berpikir dan memilih.
Berdoalah.
Pekerjaan Tuhan selalu untuk mendatangkan kebaikan.
Kita ada karena kasih Tuhan. Tidak mungkin kita bisa bertumbuh tanpa kasih. Sedangkan Bapa mengasihi kita, tidakkah juga kita mengasihi diri kita? Bukan berarti mengasihani diri atau mengasihi diri dengan berglamorria. Tapi mengasihi diri agar akar keangkuhan tidak merusak bunga yang sudah kita pupuk untuk bisa berbuah.
Memang kita tak luput dari kesalahan dan dosa. Kita tak luput dari pertumbuhan yang dikelilingi semak duri. Tapi kita bisa memilih apakah kita akan terbuai olehnya ataukah kita memilih untuk berjuang bertumbuh.
Tuhan Yesus menolong saya dan kamu sekalian.

Minggu, 16 Agustus 2015

Kami menyayangimu om ben..

Ceritanya dimulai saat saya mulai ngantuk, dan masuk notifikasi facebook dari Clairine. Pikiran saya langsung tertuju di om beni, jgn2 om beni sudah meninggal. Pas saya buka, dan ternyata benar. Ini benar terjadi. Langsung saja saya memperlihatkan foto posenya om beni saat meninggal ke papi yang saat itu masih sementara nonton tv. Melihat reaksi papi sih biasa2 saja. Tunggu beberapa saat papi merasa ingin segera masuk kamar. Dears, siapa yang tau apa sebenarnya yang papi rasakan. Hanya Bapa dan papi yang tau mungkin. Tapi, membaca situasi yang ada, sebagaimanapun kondisinya papi, mereka itu kakak-beradik, ada dasar2nya mereka saling menyayangi. 
Ya Tuhan... bukankah hidup ini begitu singkat? Rasanya masih kuat di ingatan ini dengan cerita masa kecil saya yang jujur memang menyenangkan. Masa dimana saya bisa menikmati kirim2an surat dan ucapan kartu natal buat om ben, saat ulang tahun saya minta hadiah, saya kirim foto ke om ben lewat kantor pos saya kirim foto2 waktu HUT saya. Menyenangkan lho. Terimakasih yah om buat waktu di dunia yg dibrikan Tuhan buat kita menjadi saudara, pelajaran hidup yang saya dapatkan..

Dears, berkaca dari cerita hidup yang tidak terasa berjalan saja begitu terus tanpa menunggu, membuat saya berkaca, hidup ini begitu singkat untuk kita melakukan hal2 yang hanya sia2 karna kehidupan kita di bumi hanyalah sementara.. kita di bumi hanyalah titipan, kita di bumi hanyalah persinggahan. Bumi ini bukan milik kita yang akan selamanya kita punyai. Dunia ini hanyalah pinjaman bukan sesuatu yang kekal. Pada saatnya nanti semua yang ada di dunia ini akan hancur, habis lenyap. Tapi kita, tubuh kita akan habis masanya, namun jiwa dan roh kita akan tetap untuk nantinya dipakai di kehidupan selanjutnya.

Malam ini papi kehilangan kakak. Kami kehilangan om. Memang sudah tidak ada yang bisa dilakukan. Tapi kita masih bisa berdoa, berkomunikasi dengan Tuhan, Bapa yang MahaTau MahaKuasa.
Berharap kiranya pengampunan dan kedamaian ada diantara kami semua.

Jumat, 31 Juli 2015

Pagar2 yang Tak Terlihat

Karna kelamaan bobok siang, beginilah jadinya.. sedikit berbicara mengenai saat teduh malam ini. Baca renungan tentang DAHULU KU TERSESAT, KINI KU SELAMAT, KU BERSYUKUR SELAMANYA.
Tersenyum dengan bimbingan renungan malam hari ini. Sangat sangat bersyukur karna dibimbing olehNya hingga saya boleh kembali bertemu denganNya..
Sesudah membaca renungan ini, saya kemudian membuka sosmed sedikit demi sedikit mulai mempengaruhi saya. Apalagi saat saya melihat foto suami dan teman2 yang sedang menghadiri doa pemulihan. Sejenak pun muncul pikiran: Sungguh ingin berada di sana masuk bersama dalam kebersamaan suami dan teman2nya.. yaa.. saya iri dengan kebersamaam mereka.. karna mungkin saya tidak ada disitu dan tidak punya sahabat2 yang seperti mereka punyai.. ya Tuhan...  ada2 saja yahh yang muncul disaat saya baru selesai bercakap2 denganMu....
Pikiran pun muncul: "Tuhan, saya juga rindu ada disitu bersama suami menikmati hadirat Tuhan bersama.. rasanya mereka menikmati sekali kebersamaan mereka itu... saya disini sendiri Tuhan..."
Pikiran juga muncul: "Mungkin inilah yang Tuhan maksudkan kalo Dia ingin berdua saja dulu dengan saya berlamaaa lama. Dia ingin menikmati dan benar2 rindu dengan saya yang menyembahNya dengan dalam.
Ya Tuhan.... tolong ampuni saya jika pikiran2 tak membangun justru malah menjatuhkan saya yang berniat memuliakanMu.
Hmm
Ini membuat saya merenung bahwa, setidaknya saya bersyukur bahwa meskipun saya dan suami terpisah jauh, saya dan suami dibentengi oleh pagar2 yang kuat sesuai dengan kelemahan kami Tuhan memagari kami.
Kau Luar Biasa Tuhan....

Bercerita sedikit mengenai Allah kita yang hebat ini. Tadi pagi pas sedang menonton acara Tv doktet Oz Indonesia, berbucara tentang organ paru2 dan oksigen. Disitu ditunjukkan gambaran tentang pernapasan manusia beserta dengan detail2nya.
Muncul dalam pikiran saya: "liat tuh detail2nya, Pencipta kita itu luar biasa lho. Luar biasa bagaimana proses kita diciptakan. Begitu lengkap sesuai dengan keistimewaan yang Dia berikan buat kita. Tidak usah takut untuk hari depanmu esther". Saya senyum2 akan hal itu.

Ya... Luar Biasa Tuhan kita ya..

Berterimakasih buat pagar2 tak terlihat yang Dia buat untuk saya dan suami.
Tuhan Yesus luar biasaaaa......