Tapi, seiring berjalannya waktu, ada saja pelajaran yang dapat kita ambil dikala kita memutuskan untuk berpikiran positif *)walau tak dielakkan pikiran yang tidak2 sering datang menggoda hadir.
Sampai saat ini saya dan suami masih bergumul dengan jarak kami yang berjauhan. Saya tidak diizinkan dari tempat asal kerja saya untuk titipan di Palu. Hiks benar2 membuat saya jengkel. Mengeluh dan bersungut2 dan menanti kapan kami bisa ketemuan adalah hal yang biasa saya rasakan. Tapi, apakah ini akan merubah keadaan?
Apakah dengan mengeluh dan bersungut2 dapat merubah keadaan?
Bagaimana kalau kita menggantinya dengan berdoa?
Apalagi di dunia kerja, baik saya maupun suami, kami harus berhadapan dengan orang2 yang berbeda karakter dan sifat, apakah dengan bersungut2 kita bisa tetap tegak berdiri? Mungkin saja kita bisa terbawa arus. Mungkin saja kita bisa berbelok ke arah pandangan yang kurang baik.
Mungkin daripada kita mengeluh, lebih baik kita menikmati ya?
Dapa tampa di pedalaman Tambelang, dengan kondisi sementara mengandung, musti tinggal 4malam 5hari, suami jauh, perjalanan naik ojek dengan jalan yg bukan mulus, apakah pengeluhan bisa memperbaiki semuanya itu jadi jauh lebih baik? TIDAK! Malah, dengan mengeluh, beban akan terasa lebih berat. Dan bahkan, dengan mengeluh, fokus kita akan terhalangi oleh sungut2 dan tidak semangat yang malah berdampak pada hal lain. Mungkin saja kita sedang dipersiapkan untuk sesuatu yang lebih besar tapi karena kita mengeluh, kita hanya akan memberi dampak tidak baik buat diri kita sendiri dan keluarga.
Di ibadah GBI Rock Palu minggu lalu, saya diberkati dengan kalimat pembicara waktu itu yang mengatakan : "Pasti ada kebaikan Tuhan dibalik situasi yang tidak baik yang sedang kita alami".
Hmm.. merefresh juga apa yang terjadi dengan keragaman sifat teman2 di kantor, yg ketidakjujurannya so sadiki nda war, Aaaahhhhhh itu menggemaskan kan?
Tapi? Apa daya toh itu tidak menjadi hal yang terlalu diseriuskan.
Jarak berjauhan saya dan suami karena pekerjaan kami, harus kami yakini bahwa Tuhan akan mengganti setiap waktu kami yang sempat berjauhan seperti ini karena pekerjaan.
Mungkin ada satu kalimat yang saya suka untuk disimpulkan: "dalam situasi tidak baik, jangan kita ikut2an berperilaku tidak baik. Bukan berarti hal itu akan didiamkan dan berlalu. Tetaplaah berlaku baik di situasi yang tidak baik sekalipun. Karena, jika datang saatnya, kita akan menuai".
Saya bersyukur dengan pemimpin yang diberikan-Nya dalam hidup saya. Suami saya adalah mentor yang membimbing saya, sahabat yang menyandarkan bahu dan telinganya untuk mendengar uneg2 keluh saya, partner yang luar biasa deh buat saya.
Kiranya keluarga kami berkenan dihadapanNya. Walau banyak kekurangan kami.
Saya bersyukur dengan pemimpin yang diberikan-Nya dalam hidup saya. Suami saya adalah mentor yang membimbing saya, sahabat yang menyandarkan bahu dan telinganya untuk mendengar uneg2 keluh saya, partner yang luar biasa deh buat saya.
Kiranya keluarga kami berkenan dihadapanNya. Walau banyak kekurangan kami.